Senin, 05 Mei 2014

[Review Buku] Dance for Two

Judul Buku: Dance For Two
Penulis: Tyas Effendi
Penerbit: Gagasmedia
Tahun Terbit: 2013
Jumlah Halaman: 238 hlm

Dance fo Two adalah sebuah novel karya Tyas Effendi yang diterbitkan oleh Gagasmedia di tahun 2013. Tyas Effendi sudah beberapa kali menerbitkan novel dan saya menyukai novel Dance for Two ini. Pada novel Dance for Two, Tyas Effendi bercerita tentang seorang wanita bernama Caja Satyasa, yang berperan menjadi seorang screet admirer. Dia adalah tipe wanita pemalu untuk mengungkapkan perasaan suka bahkan berkenalan kepada seorang lelaki bernama Albizia. Diam-diam Caja selalu mengamati kegiatan Albizia di luar dugaan Albizia sendiri. Sampai bertahun-tahun mereka belum saling mengenal, dan Caja masih saja memendam perasaan sukanya pada Albizia. Semua tentang Albizia diketahui oleh Caja. Tak ada bagian dari Albizia yang tidak diketahui oleh Caja. Tak ada satu celah pun yang dimiliki Albizia dilewati begitu saja oleh Caja. Meski itu sangat konyol dan hanya menyia-nyiakan waktu Caja saja, namun kalau dipikir, itulah tugas creet admirer yang sesungguhnya. :D

Kisah mereka berdua berlokasi di Kota Kopenhagen, Ibu Kota Denmark. Caja berasal dari Yogyakarta yang ikut membantu pekerjaan di kafe milik kakek-neneknya di Kopenhagen. Sedangkan Albizia berasal dari Jakarta yang sedang menempuh kuliahnya di Kopenhagen. Namun, kisah kedekatan mereka sesungguhnya saat mereka sudah sama-sama berada di Indonesia. Di mana Albizia sudah menjadi editor di kantor penerbit milik ayahnya.

Setahun kemudian, tepatnya setelah Caja meninggalkan Kopenhagen dan memilih untuk pulang ke Yogyakarta, dia bertemu kembali dengan seorang lelaki idolanya yang sekarang sudah menjadi editor, yang tak lain adalah Albizia. Menurut saya ini benar-benar cerita yang mengandung unsur takdir untuk sebuah pertemuan. Karena tak disangka mereka bertemu di kota yang sama, yakni Yogyakarta. Kantor penerbit milik ayahnya Albizia yang berlokasi di Jakarta sudah pindah ke Yogyakarta. Dan Albizia beserta keluarganya pun pindah ke Yogyakarta. Yang secara langsung memberi kesempatan pada Caja untuk dapat kembali bertemu dengan Albizia.

Beberapa bulan sebelumnya, saat Caja masih berada di Kopenhagen, ia mengirim naskah novel ke suatu penerbit yang ada di Yogyakarta. Dan yang tak disangka naskah tersebut sampai di kantor penerbit milik ayah Albizia. Dan yang tak disangka lagi, yang menjadi editor naskah novel milik Caja adalah Albizia. Saat mengetahui fakta itu, Caja bingung untuk bersikap seperti apa, karena pada akhirnya mereka berdua menjadi sering bertemu untuk membahas naskah tersebut. Yang lebih lucu lagi, naskah tersebut bercerita tentang pengalaman Caja yang diam-diam menyukai Albizia saat mereka berdua masih berada di Kopenhagen. Ya, Caja terjebak ke dalam cerita yang ia mulai sendiri. Dan dari situ lah kisah suka duka mereka secara langsung dimulai.

Kisah novel ini sangat manis dengan diksi yang enak dibaca. Novel ini juga lebih banyak bercerita saat di Kopenhagen. Saya suka dengan latar belakang cerita ini. Menurut saya suasana Kopenhagennya cukup terekspos. Bagaimana Tyas Effendi menceritakan nuansa Danau Sorterdams, satu dari sekian danau yang mengenangi sudut-sudut Kota Kopenhagen. Bagaimana pula Tyas Effendi menceritakan tentang Kopenhagen adalah surganya para pesepeda. Meski di sana sedang musim dingin dengan jalanan penuh salju, tapi masih selalu ramai oleh orang-orang yang menggunakan sepeda. Saat saya membaca novel Dance for Two ini, saya bisa merasakan gambaran kehidupan di Kopenhagen itu seperti apa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar. Terima kasih sudah berkunjung. :)